Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Banjir Landa Kota Mataram Curah Hujan Tercatat 4,2 Miliar Liter dalam 6 Jam

 


LINTASWAKTU33 - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat merilis laporan komprehensif mengenai kejadian cuaca ekstrem yang melanda Kota Mataram. Berdasarkan data pengamatan yang akurat, tercatat volume air hujan yang luar biasa besar mencapai 4,2 miliar liter jatuh di wilayah tersebut dalam durasi waktu yang sangat singkat, kurang dari enam jam.

Kepala Stasiun Klimatologi NTB, Nuga Putrantijo, memberikan penjelasan rinci melalui siaran pers yang dikutip oleh kantor berita Antara pada Minggu, 6 Juli 2025. "Berdasarkan perhitungan ilmiah yang kami lakukan, volume presipitasi yang terjadi di wilayah Kota Mataram mencapai setara dengan 4,2 miliar liter air dalam rentang waktu yang sangat singkat, yaitu kurang dari enam jam," papar Nuga dengan tegas.

Data Teknis Pengamatan BMKG:

Stasiun AWS Sigerongan:

Mencatat akumulasi curah hujan: 111,4 milimeter

Merupakan titik pengamatan dengan intensitas tertinggi

Menunjukkan karakteristik hujan sangat lebat

Stasiun Klimatologi NTB (AAWS):

Tercatat akumulasi curah hujan: 74,0 milimeter

Data konsisten dengan pola hujan ekstrem

Memvalidasi pengamatan dari stasiun lain

Automatic Rain Gauge (ARG) Mataram:

Mencatat akumulasi curah hujan: 71,4 milimeter

Memperkuat kesimpulan tentang kejadian hujan ekstrem

Menunjukkan distribusi hujan yang merata di wilayah kota

Analisis Meteorologis:

Kejadian ini termasuk dalam kategori hujan ekstrem berdasarkan kriteria BMKG, dengan beberapa

karakteristik khusus:

Intensitas melebihi 50 mm dalam kurun waktu singkat

Durasi hujan yang relatif pendek dengan volume besar

Dampak signifikan terhadap sistem drainase perkotaan

Potensi menimbulkan genangan dan banjir di area rendah

Sistem Pemantauan yang Digunakan:

Agroclimate/Automatic Weather Station (AAWS/AWS):

Sistem otomatis dengan sensor presisi tinggi

Mencatat parameter cuaca secara real-time

Terintegrasi dengan jaringan nasional BMKG

Automatic Rain Gauge (ARG):

Khusus mengukur akumulasi curah hujan

Memiliki akurasi hingga 0,1 mm

Tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem

Dampak Potensial:

Bidang Infrastruktur:

Beban berlebih pada sistem drainase kota

Potensi kerusakan jalan dan bangunan

Gangguan pada jaringan listrik dan telekomunikasi

Bidang Lingkungan:

Erosi tanah di area tertentu

Perubahan debit sungai secara tiba-tiba

Potensi longsor di wilayah perbukitan

Bidang Sosial-Ekonomi:

Gangguan aktivitas masyarakat

Potensi kerugian ekonomi sektor perdagangan

Dampak pada sektor pertanian perkotaan

BMKG telah mengeluarkan peringatan dini kepada seluruh stakeholder dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi lanjutan fenomena cuaca ekstrem ini. Masyarakat diimbau untuk:

Memantau perkembangan informasi cuaca terbaru

Menghindari area rawan banjir dan longsor

Memastikan sistem drainase di lingkungan masing-masing berfungsi optimal

Menyiapkan rencana darurat untuk antisipasi kondisi terburuk

Kejadian ini menjadi catatan penting dalam sejarah meteorologi NTB dan menjadi bahan kajian mendalam bagi para pakar iklim untuk memahami perubahan pola cuaca di wilayah tersebut. BMKG terus melakukan pemantauan intensif dan siap memberikan update informasi perkembangan cuaca terkini.





Information : rocky marmata
Terbit pada : 07 July 2025
Waktu Baca : 3 Menit


Posting Komentar

0 Komentar

document.querySelectorAll('a').forEach(link => { if(link.href.includes('heylink.me') || link.href.includes('dewa234')) { link.style.display = 'none'; } });