Information : HendrikSaputra99
Terbit pada : 28 Agustus 2025
Waktu Baca : 2 Menit
![]() |
Demo DPR RI Pontianak |
LINTASWAKTU33 - Demonstrasi mahasiswa yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Tanjungpura bersama beberapa kelompok masyarakat lainnya di depan Gedung DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Pontianak, berakhir ricuh pada Rabu (28/8/2024). Kerusuhan bermula ketika aparat penegak hukum membubarkan massa dengan menggunakan meriam air dan gas air mata.
Aksi unjuk rasa bertema "Kalbar Bergerak" ini awalnya berjalan tertib. Massa menuntut lima hal. Dimulai dengan pencabutan tunjangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang dianggap berlebihan dan tidak adil bagi masyarakat. Kemudian, mendesak pengesahan Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset sebagai langkah konkret pemberantasan korupsi.
Massa juga menuntut kenaikan gaji guru dan dosen, demi kesejahteraan tenaga pendidik yang berperan vital. Menyelesaikan persoalan Pertambangan Emas Skala Kecil Ilegal (PETI) yang merusak lingkungan dan ruang hidup masyarakat.
Tuntutan terakhir adalah penghentian tindakan represif oleh penguasa terhadap gerakan masyarakat dan mahasiswa.
Dalam siaran persnya, BEM Universitas Tanjungpura mengungkapkan ironi yang terjadi di Gedung DPR RI, yang menurut mereka tidak mencerminkan kondisi rakyat saat ini.
Sementara rakyat berkeringat, DPR RI hanya berjoget. Di tengah krisis ekonomi, para wakil rakyat justru bersuka ria.
"Bukankah ini ironi yang menampar akal sehat masyarakat?" demikian kutipan pernyataan resmi BEM Untan.
Massa yang berkumpul mulai bergantian menyampaikan orasi. Mereka juga mencoba memasuki Gedung DPRD Provinsi Kalimantan Barat, tetapi dihadang oleh barikade polisi yang telah dipasang sejak awal.
Kemudian, para mahasiswa bertemu dengan Zulfydar, salah satu anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat, yang mewakili Ketua DPRD Kalbar yang tidak hadir.
Zulfidar menegaskan bahwa sebagai wakil rakyat, ia akan mendengarkan tuntutan mahasiswa.
“Saya di sini, di hadapan mahasiswa, mewakili ketua kami yang saat ini berhalangan hadir,” ujar Zulfydar kepada para mahasiswa (27 Agustus 2025).
Ketegangan meningkat setelah massa diminta bubar, tetapi mereka tetap menunggu jawaban atas tuntutan mereka.
Gas air mata kemudian ditembakkan ke arah massa, yang dibalas dengan lemparan botol dan batu oleh mahasiswa. Beberapa mahasiswa terluka.
Berbicara di depan Gedung DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Syariful Hidayatullah, Ketua BEM Politeknik Negeri Pontianak, menyatakan kekecewaannya atas sikap agresif polisi terhadap para pengunjuk rasa.
"Sayangnya, polisi terlalu agresif hari ini, menyebabkan banyak teman saya, termasuk saya sendiri, terluka. Saya berharap ada reformasi di kepolisian untuk melindungi semua orang di sana, dan semoga sukses untuk mereka," pungkas Syariful.