Waktu Baca : 2 menit
LINTASWAKTU33 - Aksi Solidaritas Ojol di Solo Berujung Ricuh, Sejumlah Fasilitas Rusak dan Korban Terluka
Sebuah aksi solidaritas yang diinisiasi oleh para pengemudi ojek online (ojol) di Kota Solo pada Jumat siang (29/8) berubah menjadi kericuhan. Aksi yang awalnya berlangsung damai tersebut dimulai sekitar pukul 13.00 WIB, dengan ribuan pengemudi ojol melakukan konvoi dari Plaza Manahan menuju markas Brimob Batalyon C yang berada di Jalan Adi Sucipto, hanya beberapa ratus meter dari titik kumpul.
Awalnya, massa yang datang berniat untuk melakukan doa bersama guna mengenang rekan sesama ojol, Affan Kurniawan, yang telah meninggal dunia. Pihak kepolisian, dalam hal ini jajaran pimpinan Polresta Solo, bahkan turut mendukung dengan memfasilitasi pelaksanaan salat gaib di halaman Mako Brimob.
Namun situasi mulai memanas saat aksi dilanjutkan dengan penyampaian aspirasi. Teriakan bernada emosional, seperti seruan “pembunuh,” mulai terdengar dari sebagian peserta yang berada di luar kompleks Brimob. Keadaan semakin tidak terkendali ketika pagar besi dan gerbang timur markas mengalami perusakan oleh sejumlah orang.
Tak hanya itu, aksi pelemparan batu dan botol air mineral terjadi, disusul oleh pembakaran pembatas jalan berbahan plastik di tengah ruas Jalan Adi Sucipto. Ketegangan semakin tinggi saat ribuan individu tanpa atribut ojol turut bergabung ke dalam kerumunan, memperbesar potensi kerusuhan.
Aparat sempat mencoba bertahan, namun akhirnya harus mengambil tindakan represif dengan menembakkan gas air mata ke arah massa. Hal ini menimbulkan kepanikan dan membuat banyak peserta aksi berlarian untuk menyelamatkan diri. Bentrokan antara massa dan aparat berlangsung silih berganti selama sekitar dua hingga tiga jam.
Beberapa orang dilaporkan mengalami luka-luka akibat terkena lontaran gas air mata, dengan bagian tangan, kaki, dan tubuh menjadi area yang paling terdampak. Ambulans dikerahkan ke lokasi untuk mengevakuasi korban.
Akibat insiden tersebut, sejumlah tempat usaha di sekitar lokasi seperti warung UMKM, hotel, hingga restoran cepat saji seperti KFC, terpaksa menghentikan operasional sementara. Kondisi baru mulai kondusif setelah aparat berhasil membubarkan massa secara bertahap.
Penutup:
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa penyampaian aspirasi, meski merupakan hak setiap warga negara, tetap perlu dijalankan dengan menjunjung tinggi kedamaian dan aturan hukum yang berlaku. Pemerintah daerah dan aparat diharapkan dapat segera mengambil langkah-langkah pemulihan, termasuk mengusut tuntas penyebab utama ketegangan agar kejadian serupa tidak kembali terulang di masa depan.