HAMILTON, Kanada
UNICEF pada hari Kamis (10/07), mengecam keras pembunuhan warga Palestina, termasuk anak-anak, yang mereka sebut sebagai tindakan "tidak manusiawi", saat distribusi bantuan makanan di Jalur Gaza.
“Kami sangat terkejut dengan laporan pembunuhan terhadap 15 warga Palestina, termasuk sembilan anak-anak dan empat perempuan, yang sedang mengantre untuk mendapatkan bantuan makanan bagi anak-anakdi Deir al Balah, Jalur Gaza, pagi ini. Dilaporkan pula bahwa 30 orang lainnya terluka, termasuk 19 anak-anak,” kata Kepala UNICEF, Catherine Russell, dalam sebuah pernyataan.
Menegaskan bahwa bantuan tersebut “disalurkan oleh Project Hope, sebuah organisasi mitra UNICEF, kepada keluarga-keluarga yang sangat membutuhkan,” Russell menekankan bahwa “pembunuhan terhadap keluarga yang mencoba menerima bantuan kemanusiaan adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan.”
“Mereka adalah para ibu yang mencari harapan hidup bagi anak-anak mereka setelah berbulan-bulan kelaparan dan keputusasaan. Di antara mereka adalah Donia, yang putranya yang berusia 1 tahun, Mohammed, tewas. Ia mengatakan bahwa Mohammed baru saja mengucapkan kata pertamanya beberapa jam sebelumnya. Donia kini terbaring kritis di ranjang rumah sakit, terluka akibat ledakan, sambil menggenggam sepatu kecil milik Mohammed. Tak seorang pun orang tua seharusnya mengalami tragedi seperti ini,” lanjutnya.
Russell mengatakan, “inilah kenyataan kejam yang dihadapi banyak orang di Gaza saat ini setelah berbulan-bulan bantuan yang tidak memadai diizinkan masuk ke wilayah tersebut, dan para pihak yang bertikai gagal memenuhi tanggung jawab dasar untuk melindungi warga sipil.”
Mengulangi seruan UNICEF untuk segera dilakukan gencatan senjata, ia memperingatkan bahwa “kurangnya bantuan berarti anak-anak menghadapi kelaparan sementara risiko bencana kelaparan terus meningkat.”
“Kami menyerukan kepada Israel untuk segera meninjau kembali aturan keterlibatannya guna memastikan kepatuhan penuh terhadap hukum humaniter internasional, terutama dalam melindungi warga sipil, termasuk anak-anak, serta melakukan penyelidikan menyeluruh dan independen terhadap insiden ini dan semua dugaan pelanggaran,” tegas Russell.
Sejak Oktober 2023, Israel telah membunuh lebih dari 57.000 warga Palestina di Gaza. Pengeboman yang terus-menerus telah menghancurkan wilayah kantong tersebut, menjadikannya tidak layak huni.
Menegaskan bahwa bantuan tersebut “disalurkan oleh Project Hope, sebuah organisasi mitra UNICEF, kepada keluarga-keluarga yang sangat membutuhkan,” Russell menekankan bahwa “pembunuhan terhadap keluarga yang mencoba menerima bantuan kemanusiaan adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan.”
“Mereka adalah para ibu yang mencari harapan hidup bagi anak-anak mereka setelah berbulan-bulan kelaparan dan keputusasaan. Di antara mereka adalah Donia, yang putranya yang berusia 1 tahun, Mohammed, tewas. Ia mengatakan bahwa Mohammed baru saja mengucapkan kata pertamanya beberapa jam sebelumnya. Donia kini terbaring kritis di ranjang rumah sakit, terluka akibat ledakan, sambil menggenggam sepatu kecil milik Mohammed. Tak seorang pun orang tua seharusnya mengalami tragedi seperti ini,” lanjutnya.
Russell mengatakan, “inilah kenyataan kejam yang dihadapi banyak orang di Gaza saat ini setelah berbulan-bulan bantuan yang tidak memadai diizinkan masuk ke wilayah tersebut, dan para pihak yang bertikai gagal memenuhi tanggung jawab dasar untuk melindungi warga sipil.”
Mengulangi seruan UNICEF untuk segera dilakukan gencatan senjata, ia memperingatkan bahwa “kurangnya bantuan berarti anak-anak menghadapi kelaparan sementara risiko bencana kelaparan terus meningkat.”
“Kami menyerukan kepada Israel untuk segera meninjau kembali aturan keterlibatannya guna memastikan kepatuhan penuh terhadap hukum humaniter internasional, terutama dalam melindungi warga sipil, termasuk anak-anak, serta melakukan penyelidikan menyeluruh dan independen terhadap insiden ini dan semua dugaan pelanggaran,” tegas Russell.
Sejak Oktober 2023, Israel telah membunuh lebih dari 57.000 warga Palestina di Gaza. Pengeboman yang terus-menerus telah menghancurkan wilayah kantong tersebut, menjadikannya tidak layak huni.
0 Komentar