Apa yang Membuat Saham ARCI diPerdagangkan Kembali?
Jakarta — Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mencabut suspensi perdagangan saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) pada sesi I, Senin, 28 Juli 2025. Keputusan ini mengacu pada Pengumuman Bursa Peng-SPT-00127/BEI.WAS/07-2025 yang menilai kondisi perdagangan saham ARCI telah kembali stabil.
Lonjakan Harga Jadi Pemicu Suspensi
Saham ARCI sebelumnya mengalami suspensi sejak 22 Juli 2025 akibat kenaikan harga kumulatif yang signifikan. Berdasarkan data Google Finance, saham ARCI melesat 4,08% dalam lima hari ke posisi Rp 765 per saham.
“Suspensi ini merupakan langkah antisipatif untuk memastikan perdagangan tetap wajar dan teratur,” jelas Lestari Widjaya, Kepala Divisi Pengawasan BEI, Jumat (25/7/2025).
IHSG dan Kapitalisasi Pasar Menuju Rekor
Momentum pelepasan suspensi ARCI juga berbarengan dengan lonjakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang naik 3,17% ke level 7.543,50, mencetak rekor tertinggi sepanjang 2025. Kapitalisasi pasar Bursa juga mencapai Rp 13.519 triliun, tumbuh 3,37% dibanding pekan lalu.
Volume transaksi harian naik 6,4% menjadi 27,40 miliar saham, meskipun nilai transaksi harian turun tipis 3,19% menjadi Rp 16,09 triliun.
Lihat Data Bursa BEI Mingguan di Sini
Strategi Jangka Panjang: Produksi Emas & Energi Bersih
Dalam RUPST 19 Juni 2025, Direktur Utama ARCI, Rudy Suhendra, menyatakan bahwa perusahaan berfokus pada percepatan produksi emas dan ekspansi bisnis ke sektor energi terbarukan.
“Tahun 2024 penuh tantangan, namun kami tetap mencatat laba bersih USD 10,4 juta. Fokus kami di 2025 adalah peningkatan produksi emas sebesar 25%,” ujar Rudy.
ARCI mencatatkan produksi emas sebesar 93,4 kilo ons (koz) dan penjualan 97,1 koz sepanjang 2024. Eksplorasi intensif juga dilakukan di 427 titik pengeboran dengan hasil temuan emas berkadar tinggi 60 g/t di bagian Utara konsesi.
Diversifikasi ke Panas Bumi di Bitung
Sebagai strategi keberlanjutan, ARCI mendirikan PT Toka Tindung Geothermal (TTG) bersama PT Ormat Geothermal Indonesia untuk mengembangkan energi panas bumi di Ranowulu, Bitung, Sulawesi Utara.
Per Juni 2025, TTG telah mengantongi Izin Panas Bumi dengan target kapasitas 40 megawatt (MW). “Investasi di sektor ini menjadi komitmen kami untuk mendukung transisi energi nasional,” tambah Rudy.
Baca Proyeksi Bisnis ARCI Selengkapnya
#ARCI #SahamIndonesia #BEI #IHSG #EnergiTerbarukan #TambangEmas #PasarModal
0 Komentar