Zheng He (郑和) Laksamana Muslim Penjelajah Samudra yang Membawa Tiongkok Menguasai Lautan Dunia

LINTASWAKTU33 - Saat dunia Barat masih meraba-raba arah angin penjelajahan laut, dan ketika nama Columbus serta Vasco da Gama bahkan belum terpikirkan, Tiongkok sudah memiliki sosok yang jauh mendahului zaman — dialah Zheng He (郑和), sang laksamana agung dari Dinasti Ming. Seorang Muslim, diplomat, navigator brilian, dan pemimpin armada laut raksasa terbesar dalam sejarah manusia sebelum era kapal uap modern.

Berita viral Antara tahun 1405 hingga 1433, Zheng He memimpin tujuh ekspedisi besar ke Samudra Hindia, menjelajahi lebih dari 30 negara, dari Asia Tenggara hingga Afrika Timur — termasuk Indonesia, India, Arab, hingga Kenya. Yang mengejutkan: ukuran kapal utamanya (Treasure Ship / 宝船) mencapai 8× lebih besar daripada kapal Columbus.

Namun bedanya dengan ekspedisi bangsa Eropa, tujuan Zheng He bukan kolonialisasi, melainkan diplomasi dan budaya. Ia datang sebagai pembawa persahabatan, hadiah, dan kekuatan peradaban — bukan penjajah, bukan penjarah.

Awal Kehidupan: Dari Tawanan Perang, Menjadi Laksamana Besar

Zheng He lahir pada tahun 1371 di Yunnan dari keluarga Muslim Hui bermarga Ma. Ayah dan kakeknya pernah menunaikan haji ke Mekah — memperkuat latar belakang Islam yang kelak membuatnya diterima luas di dunia Arab.

Ketika Dinasti Ming menaklukkan Yunnan pada masa Kaisar Hongwu, Zheng He ditangkap sebagai tawanan perang pada usia sekitar 10 tahun, lalu dijadikan kasim istana (pengawal kekaisaran). Namun nasibnya berubah cepat: ia menunjukkan kecerdasan strategis dan keberanian di medan perang, sehingga naik menjadi orang kepercayaan Pangeran Zhu Di, yang kelak menjadi Kaisar Yongle — salah satu kaisar terbesar dalam sejarah Tiongkok.

Pada tahun 1402, setelah membantu Zhu Di merebut takhta, Zheng He diberi gelar Laksamana Agung dan ditugaskan menjalankan ekspedisi laut global berskala tak tertandingi.

SITUS SLOT GACOR TERPERCAYA DI INDONESIA


Armada Terbesar dalam Sejarah Dunia

Ekspedisi pertama Zheng He dimulai pada tahun 1405. Armada lautnya mencengangkan secara astronomis:

KeteranganPerkiraan
Jumlah kapal200–300 kapal
Jumlah awak kapal27.000–30.000 personel
Panjang Treasure Ship120–150 meter (vs. Santa Maria milik Columbus hanya 26 meter)
TeknologiKompas magnetik presisi tinggi, navigasi bintang, astronomi, peta laut rinci

Kapal terbesar disebut "Bahuan" (宝船) = Treasure Ship, dengan lima dek, mampu membawa ribuan ton rempah, porselen, sutra, dan hadiah diplomatik.

Negara-Negara yang Dikunjungi Zheng He

Dalam tujuh pelayarannya, Zheng He mengunjungi:

  • Asia Tenggara : Palembang, Malaka, Jawa, Gresik, Samudera Pasai, Brunei, Filipina
  • Asia Selatan : India (Calicut, Kochi), Sri Lanka
  • Timur Tengah : Oman, Aden, Arab, Mekah (beberapa sumber menyebut kunjungan rahasia)
  • Afrika Timur : Somalia, Kenya, Zanzibar

Ia membangun hubungan persahabatan, perjanjian dagang, dan saling pengakuan diplomatik — menciptakan soft empire maritim.


Peran Zheng He di Indonesia

Zheng He sangat populer di Nusantara. Ia:

  • Melindungi Kesultanan Malaka dari ancaman Siam
  • Memperkuat hubungan Tiongkok dengan Samudera Pasai dan Gresik
  • Disebut membantu penyebaran Islam di Jawa dan Palembang
  • Diabadikan dalam bentuk Kuil Sam Po Kong di Semarang, yang sampai hari ini menjadi bukti kuat pengaruhnya

Kesalahpahaman dan Kejatuhan Program Ekspedisi

Setelah Kaisar Yongle wafat, muncul faksi konservatif di istana yang menentang pembukaan dunia luar. Mereka menganggap ekspedisi maritim terlalu mahal dan tidak membawa keuntungan langsung bagi militer.

Akhirnya, pada 1433, setelah pelayaran ketujuh, ekspedisi besar dihentikan. Bahkan catatan dan peta asli Zheng He dilarang dan sebagian dihancurkan, demi memaksa Tiongkok fokus pada ancaman Mongol di utara.

Sejarah pun berubah drastis:
ketika Tiongkok mundur dari laut, Eropa bangkit menggantikan posisinya.

Warisan Zheng He yang Mendunia

Warisan Zheng He tidak mati, justru semakin diakui dunia modern:

  • Dianggap sebagai simbol rute maritim Jalur Sutra Internasional dalam kebijakan global Tiongkok saat ini.
  • Dikenang sebagai pelopor diplomasi lembut (soft power) sebelum era modern.
  • Dianggap pahlawan peradaban tanpa penjajahan — berbeda 180 derajat dari bangsa kolonial.
  • Di Indonesia, tetap hidup dalam tradisi Cheng Ho, Sam Po Kong, dan Jalur Muslim Tionghoa.


Zheng He bukan hanya laksamana; ia adalah diplomat budaya, penghubung peradaban Asia-Afrika, dan wajah damai ekspansi Tiongkok kuno. Kisahnya membuktikan bahwa sejarah global tidak selalu ditentukan oleh perang — tetapi bisa juga oleh rasa ingin tahu, keberanian intelektual, dan kekuatan peradaban yang membuka diri.

#jaguar33 #j33 #jaguar33linkalternatif #jaguar33login #jaguar33daftar #beritaviral #viral #freebet #freechip #gacor #slotgacor #slotonline #beritaterkini #beritaterupdate #trending #beritatrending #ViralHariIni #TrendingNow #terpopuler #oktober2025 #china #sejarah #warisanbudaya #2025MAMAVOTE #Arsenal #Smooth #AwesomeRanked #AwesomeGaming #SpotTheAwesome #MemeNing #GalaxyA36 #generasicampus2025 #seblak #mingyu #Raisa #Rendang #Hujan #Hamish #Melo

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama