Menag jadikan ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny bahan pembelajaran

 

Menag: Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny Jadi Pelajaran Penting

Menag: Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny Jadi Pelajaran Penting

Penulis: @johan | Terbit: 23 September 2025 | Waktu baca: 2 menit

Bangunan Ambruk Jadi Bahan Pembelajaran

LINTASWAKTU33 - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan peristiwa ambruknya bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi bahan pembelajaran penting agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

“Bagi kita ini suatu pelajaran. Kita akan mencoba mengeliminir jangan lagi ada peristiwa seperti ini yang terjadi di tempat lain,” kata Nasaruddin saat meninjau lokasi di Sidoarjo, Selasa.

Kebijakan Pembangunan Sesuai Aturan Konstruksi

Menag menyebut Kementerian Agama (Kemenag) akan merumuskan kebijakan khusus agar pembangunan pondok pesantren maupun madrasah mengindahkan aturan pemerintah di bidang konstruksi bangunan. Dengan begitu, aspek keselamatan santri maupun masyarakat sekitar dapat lebih terjamin.

“Kami akan menciptakan ketentuan khusus bahwa pembangunan pondok pesantren dan madrasah sebaiknya mengindahkan peraturan yang berlaku,” ujarnya.

Pertemuan dengan Pihak Terkait dan Ahli Bangunan

Sebagai langkah antisipasi, Kemenag akan segera menggelar pertemuan dengan para ahli pembangunan untuk menyusun panduan teknis yang dapat dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan agama ketika mendirikan bangunan.

“Kami akan bekerja sama dengan pihak terkait untuk memastikan tidak terjadi lagi kejadian serupa,” tambahnya.

Penanganan Psikologis dan Bantuan

Menag juga menekankan pentingnya penanganan psikologis bagi keluarga dan santri terdampak. Pendekatan awal berupa stabilisasi emosi menjadi langkah utama dalam proses pemulihan.

Ia menambahkan bahwa perhatian juga datang dari lembaga seperti Baznas yang ikut membantu meringankan beban keluarga korban.

Dalam kunjungan tersebut, Menag menyalurkan bantuan sebesar Rp610 juta untuk mendukung penanganan korban dan pemulihan kondisi pesantren.

Data Korban dan Proses Evakuasi

Berdasarkan data BPBD Jawa Timur pada pukul 11.00 WIB, jumlah korban mencapai 100 orang, terdiri atas 26 pasien rawat inap, 70 pasien pulang, satu pasien dirujuk, dan tiga orang meninggal dunia. Proses evakuasi masih terus dilakukan oleh Basarnas, BPBD, TNI, dan Polri.

Informasi Terkait

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran layanan, kunjungi halaman resmi kami di JAGUAR33 DAFTAR.

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama