Kuil Potala & Kota Lhasa, Warisan Spiritual Tibet di Atap Dunia

 

LINTASWAKTU33 - Di dataran tinggi Himalaya, berdiri megah sebuah istana yang menjadi simbol spiritualitas, politik, dan kebudayaan Tibet: Istana Potala. Berada di jantung Kota Lhasa, istana ini bukan sekadar bangunan bersejarah, melainkan representasi identitas bangsa Tibet selama berabad-abad. Dengan ketinggian lebih dari 3.700 meter di atas permukaan laut, Lhasa dijuluki sebagai “Kota di Atap Dunia”, dan Potala menjadi mahkotanya.

Berita viral Bagi banyak orang, Potala adalah pusat spiritual Buddha Tibet, rumah bagi Dalai Lama hingga pertengahan abad ke-20, dan lambang hubungan antara agama, politik, serta seni arsitektur. Artikel ini akan menelusuri sejarah Potala dan Lhasa, menggali makna budaya, serta memahami bagaimana keduanya menjadi warisan dunia yang diakui UNESCO.

Asal Usul Kota Lhasa

Nama Lhasa berarti “Tempat Para Dewa” dalam bahasa Tibet. Sebelum menjadi pusat politik dan agama, wilayah ini hanyalah dataran dengan biara-biara kecil. Sejak abad ke-7 M, di bawah kepemimpinan Raja Songtsen Gampo, Lhasa mulai berkembang menjadi pusat pemerintahan dan agama Buddha.

Raja Songtsen Gampo memperkenalkan agama Buddha ke Tibet setelah menikah dengan Putri Wencheng dari Dinasti Tang (Cina) dan Putri Bhrikuti dari Nepal. Ia juga membangun beberapa kuil besar, termasuk Kuil Jokhang, yang hingga kini menjadi tempat paling suci bagi umat Buddha Tibet. Seiring waktu, Lhasa berkembang menjadi kota suci dan pusat ziarah utama.

Kuil Potala : Mahakarya di Atap Dunia

Istana Potala, yang berdiri di Bukit Merah (Marpo Ri), Lhasa, dibangun pada abad ke-17 oleh Dalai Lama ke-5 (Ngawang Lobsang Gyatso). Namun, cikal bakalnya sudah ada sejak abad ke-7 ketika Raja Songtsen Gampo mendirikan istana di lokasi yang sama.

Potala kemudian diperluas menjadi kompleks raksasa dengan tinggi 117 meter, panjang 400 meter, dan lebih dari 1.000 ruangan. Bangunan ini terdiri atas dua bagian utama:

  • Istana Putih (Potrang Karpo): Berfungsi sebagai pusat administratif dan tempat tinggal Dalai Lama.
  • Istana Merah (Potrang Marpo): Bagian spiritual dengan aula doa, kapel, dan stupas Dalai Lama.

Dinding-dindingnya yang tebal, lorong-lorong yang berliku, serta tangga-tangga yang curam mencerminkan arsitektur Tibet kuno yang kokoh sekaligus penuh simbolisme spiritual.

SITUS SLOT GACOR TERPERCAYA DI INDONESIA


Fungsi Spiritual dan Politik

Selama berabad-abad, Potala bukan hanya kediaman Dalai Lama, tetapi juga pusat pemerintahan Tibet. Dari sinilah Dalai Lama memimpin rakyatnya, menggabungkan otoritas spiritual dan politik.

Selain itu, Potala menjadi pusat penyimpanan manuskrip kuno, teks-teks Buddha, serta koleksi seni Tibet yang berharga. Lukisan mural, patung Buddha, dan ornamen emas yang menghiasi ruangan-ruangan Potala menjadikannya bukan sekadar istana, melainkan museum spiritual peradaban Tibet.

Makna Simbolis Potala

Potala memiliki makna simbolis yang mendalam. Nama “Potala” berasal dari Gunung Potalaka, tempat tinggal Bodhisattva Avalokitesvara (Chenrezig dalam tradisi Tibet), yang dipercaya sebagai perwujudan belas kasih. Dalai Lama dipandang sebagai manifestasi Chenrezig, sehingga Potala dianggap sebagai perwujudan surgawi di bumi.

Ketinggian Potala di Bukit Merah juga melambangkan kedekatan dengan langit, seolah menjadi jembatan antara dunia fana dan alam spiritual.

Lhasa sebagai Kota Suci

Selain Potala, Lhasa menyimpan banyak situs suci yang menjadikannya pusat spiritual Tibet:

  • Kuil Jokhang – Dibangun oleh Raja Songtsen Gampo, dianggap sebagai kuil paling suci di Tibet, dengan patung Jowo Shakyamuni yang dipercaya dibuat pada masa hidup Buddha.
  • Biara Drepung dan Sera – Dua biara besar yang menjadi pusat pendidikan monastik, tempat ribuan biksu belajar filsafat, logika, dan teks-teks suci.
  • Norbulingka – Taman musim panas Dalai Lama, dengan arsitektur indah dan suasana damai.

Ribuan peziarah setiap tahunnya datang ke Lhasa, berjalan mengelilingi Potala atau Jokhang sambil berdoa dengan roda doa di tangan, menciptakan atmosfer spiritual yang khas.

Potala dalam Perspektif Sejarah Modern

Sejak 1959, ketika Dalai Lama ke-14 melarikan diri ke India, Potala tidak lagi berfungsi sebagai pusat pemerintahan Tibet. Namun, istana ini tetap berdiri megah sebagai simbol identitas Tibet.

Pada tahun 1994, UNESCO menetapkan Potala sebagai Warisan Dunia karena nilai arsitektur, sejarah, dan spiritualitasnya. UNESCO kemudian juga memasukkan Kuil Jokhang (2000) dan Norbulingka (2001) sebagai bagian dari “Historic Ensemble of the Potala Palace, Lhasa”.


Arsitektur dan Seni di Potala

Potala adalah mahakarya arsitektur yang memadukan fungsi religius, politik, dan estetika. Beberapa keunikan arsitekturnya antara lain:

  • Dinding batu setebal 3–5 meter, dirancang tahan gempa dan angin kencang di dataran tinggi.
  • Atap berlapis emas, yang memantulkan cahaya matahari Tibet, menciptakan pemandangan menakjubkan.
  • Stupa Dalai Lama – Di dalam Potala terdapat stupa berlapis emas yang menyimpan jasad Dalai Lama terdahulu.
  • Lukisan mural – Menggambarkan sejarah Tibet, kisah Buddha, hingga ajaran moral.

Kombinasi arsitektur Tibet dengan sentuhan pengaruh Tiongkok dan Nepal menjadikan Potala sebagai karya lintas budaya yang luar biasa.

Kota Lhasa di Masa Kini

Kini, Lhasa telah berkembang menjadi kota modern dengan jalan raya, hotel, dan kereta cepat yang menghubungkannya ke berbagai kota besar di Tiongkok. Namun, Lhasa tetap mempertahankan pesona spiritualnya. Jalan Barkhor Street, misalnya, masih menjadi pusat aktivitas peziarah dan pasar tradisional yang penuh warna.

Potala tetap menjadi ikon utama kota, menarik wisatawan dari seluruh dunia. Ribuan pengunjung datang setiap tahun untuk melihat keagungan istana, meski akses ke beberapa ruangan dalamnya terbatas demi menjaga kelestarian.

Tantangan Pelestarian

Meski megah, Potala menghadapi tantangan serius:

  • Kerusakan struktural akibat usia tua dan iklim ekstrem Tibet.
  • Tekanan pariwisata, dengan jumlah wisatawan yang terus meningkat.
  • Isu politik, yang membuat Potala sering menjadi simbol perdebatan tentang identitas Tibet.

Pemerintah Tiongkok bersama UNESCO melakukan konservasi, membatasi jumlah pengunjung harian, dan memperkuat struktur bangunan untuk menjaga keberlanjutan situs ini.


Kesimpulan

Kuil Potala dan Kota Lhasa adalah saksi bisu perjalanan sejarah Tibet, dari kerajaan kuno hingga era modern. Potala bukan hanya mahakarya arsitektur, tetapi juga simbol spiritualitas, kekuasaan, dan identitas sebuah bangsa yang bertahan di tengah perubahan zaman.

Sebagai warisan dunia UNESCO, Potala dan Lhasa mengajarkan kita bahwa seni, agama, dan politik dapat menyatu dalam sebuah bangunan yang melampaui waktu. Ia bukan hanya milik Tibet, tetapi milik seluruh umat manusia.

#jaguar33 #j33 #jaguar33linkalternatif #jaguar33login #beritaviral #viral #freebet #freechip #gacor #slotgacor #slotonline #beritaterkini #beritaterupdate #trending #beritatrending #ViralHariIni #TrendingNow #terpopuler #september2025 #china #sejarah #warisanbudaya #POTALA #LHASA #TIBET #HIMALAYA #ITABestActorMohan #AqeelaITA2025 #ActingWithSoulMohan #DiorSS26 #Aceh #Sumut #Kyungmin #JOONGXSAINTLAURENT #LeaveMeWithYourLoveMV #PERTH_Numb

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama