Diplomasi Ekonomi Luhut: Dorong Kesepakatan Tarif Indonesia-AS
Terbit: 11 Oktober 2025 | Waktu Baca: 2 menit | Penulis: @johan
Pertemuan Strategis Indonesia-AS di Washington DC
LINTASWAKTU33 – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, bertemu dengan Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS), Howard Lutnick, di Washington DC guna menjajaki peluang kerja sama dan investasi strategis.
Luhut menyebut pertemuan ini berlangsung dalam suasana hangat dan produktif, mencerminkan komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama ekonomi yang berkelanjutan.
Kemitraan Ekonomi Berbasis Keseimbangan
“Kemitraan yang kokoh tidak lahir dari kesamaan kepentingan semata, tetapi dari kesediaan untuk mencari keseimbangan. Dengan begitu akan tercipta stabilitas jangka panjang dalam hubungan perdagangan dan ekonomi bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis di Surabaya, Jumat.
Peluang Kerja Sama Strategis
Dalam pertemuan tersebut, dibahas peluang kolaborasi di sektor energi, manufaktur, dan teknologi tinggi—yang dinilai memiliki potensi besar dalam menciptakan lapangan kerja dan memperkuat rantai pasok global.
Fokus utama adalah kelanjutan negosiasi kesepakatan tarif resiprokal atau Reciprocal Tariff Agreement antara Indonesia dan AS.
Negosiasi Tarif: Tantangan dan Harapan
Luhut menyatakan bahwa meskipun masih ada aspek teknis yang perlu difinalisasi, arah pembicaraan tetap konstruktif dan mengedepankan prinsip saling menguntungkan.
“Pertemuan ini mencerminkan diplomasi ekonomi Indonesia yang menekankan pentingnya membangun hubungan berbasis kepercayaan, keterbukaan, dan visi jangka panjang,” ungkapnya, seraya menegaskan komitmen Presiden Prabowo dalam memperkuat posisi Indonesia di kancah global.
Shutdown Pemerintah AS Hambat Negosiasi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, sebelumnya menyampaikan bahwa penutupan sementara pemerintahan AS (government shutdown) menghambat proses negosiasi tarif untuk sejumlah komoditas strategis asal Indonesia.
Meski demikian, Airlangga akan segera berkomunikasi dengan United States Trade Representative (USTR) untuk meminta kejelasan terkait kelanjutan proses tersebut.
Target Indonesia: Bebas Tarif Impor 19%
Pemerintah Indonesia menargetkan agar beberapa komoditas unggulan seperti kelapa sawit, karet, dan kakao dapat terbebas dari tarif impor sebesar 19% yang saat ini diberlakukan oleh AS.
🔗 Info Lebih Lanjut dan Daftar Sekarang
Jangan lewatkan peluang seputar kebijakan perdagangan dan kerja sama internasional terbaru. Klik di sini untuk JAGUAR33 DAFTAR.