Ikan Gabus Jadi Simbol Budaya Warga Tambun Utara
LINTASWAKTU33, BEKASI — Ikan gabus memiliki makna istimewa bagi warga Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. Hewan air tawar ini bukan sekadar ikan konsumsi, tetapi juga telah menjadi bagian dari identitas budaya Kampung Gabus.
Kedekatan warga dengan ikan gabus tercermin dari pembuatan patung ikan gabus yang dipajang di dekat exit Tol Gabus, Tambun Utara. Patung tersebut dibuat secara swadaya oleh warga untuk memeriahkan perayaan HUT Kemerdekaan RI dan kini viral di media sosial.
Menurut Syarif (42), warga Desa Gabus Srijaya, masyarakat Tambun Utara sudah mengenal ikan gabus sejak lama.
“Kami dari kecil sudah akrab dengan ikan gabus. Dari orang tua dulu pun hidupnya berdampingan dengan ikan gabus,” ujar Syarif, Minggu (19/10/2025).
Asal-Usul Nama Kampung Gabus
Dulunya, ikan gabus mudah ditemukan di berbagai sungai, selokan, dan rawa di sekitar Tambun Utara. Karena kelimpahannya, beberapa wilayah di sana kemudian dikenal sebagai Kampung Gabus.
Nama tersebut merujuk pada tiga desa yang letaknya berdekatan, yaitu Gabus Srijaya, Gabus Srimukti, dan Gabus Mekar.
“Kalau dulu enggak perlu jauh-jauh ke sungai. Di depan rumah saja sering ada ikan gabus,” tambah Syarif.
Menurut warga lain, Edi (46), sebelum pembangunan perumahan masif di Kabupaten Bekasi, kawasan Tambun Utara dikelilingi rawa dan aliran sungai kecil. Dari atas, bentuk tiga desa Gabus ini bahkan menyerupai ikan gabus.
“Kalau dilihat pakai drone, kepala ikan gabus itu di tugu sini. Lalu makin ke belakang jadi badan sampai ekor,” jelas Edi.
Ikan Gabus dalam Cita Rasa Kuliner Warga
Selain menjadi simbol budaya, ikan gabus juga dikenal sebagai bahan utama kuliner khas Kampung Gabus. Warga setempat percaya cita rasa pucung gabus (olahan ikan gabus dengan bumbu hitam khas Betawi) buatan mereka berbeda dibandingkan daerah lain.
“Kami yakin rasa pucung gabus dari sini beda. Sudah turun-temurun, jadi bumbunya khas,” kata Edi.
Dari Simbol Budaya Jadi Hewan Langka
Kini, keberadaan ikan gabus di wilayah Tambun Utara mulai sulit ditemukan. Rawa dan aliran sungai yang dulu menjadi habitatnya telah berubah menjadi kawasan perumahan swasta dan industri.
“Sekarang sudah jarang banget ada ikan gabus. Kalau pun ada, ukurannya kecil,” ujar Edi.
Beberapa warga masih sesekali melihat ikan gabus melompat di aliran air, namun jumlahnya jauh berkurang dibandingkan puluhan tahun lalu. Perubahan lingkungan membuat ikan gabus kehilangan tempat hidupnya.
Tugu Ikan Gabus, Ikon Baru Tambun Utara
Sebagai bentuk pelestarian budaya, warga bersama pemerintah kecamatan membuat Tugu Ikan Gabus di Jalan Gabus Raya, tepat di pintu keluar Tol Gabus. Patung ikan gabus itu dibuat dari bahan bambu dan karpet dengan panjang sekitar lima meter.
Camat Tambun Utara, Najmuddin, menyebut pemilihan ikan gabus sebagai ikon karena memiliki nilai historis dan budaya yang kuat bagi masyarakat.
“Ikan gabus adalah entitas budaya di daerah kami. Dari delapan desa di Tambun Utara, lima di antaranya dikenal sebagai Kampung Gabus,” ujarnya.
Tugu ini dibangun dengan dana swadaya warga sekitar Rp2,5 juta dan sementara masih bersifat non-permanen. Namun, pemerintah kecamatan sedang berupaya agar Tugu Ikan Gabus permanen bisa diwujudkan melalui dukungan dinas terkait.
Kesimpulan
Ikan gabus bukan hanya bagian dari ekosistem perairan, tetapi juga menjadi identitas budaya masyarakat Tambun Utara, Bekasi. Meski kini mulai langka akibat perubahan lingkungan, semangat warga untuk melestarikan simbol tersebut tetap hidup melalui Tugu Ikan Gabus, yang diharapkan bisa menjadi ikon kebanggaan Kampung Gabus di masa mendatang.
