Seorang pejabat kedutaan Indonesia di Peru dibunuh di luar kediamannya di Lince.
LINTASWAKTU33
Serangan bersenjata terhadap seorang pegawai kedutaan Indonesia terjadi di Jalan César Vallejo di Lince, tempat pejabat tersebut tinggal selama lima bulan terakhir.
Pada malam tanggal 1 September, sebuah serangan dilaporkan terhadap seorang pejabat Kedutaan Besar Indonesia di Peru di luar sebuah gedung di blok ketiga Jalan César Vallejo di distrik Lima, Lince, tempat ia tinggal selama lima bulan terakhir. Menurut laporan awal, dua orang yang mengendarai sepeda motor menembaknya.
Kepolisian Nasional Peru (PNP) melaporkan bahwa warga negara asing tersebut diidentifikasi sebagai Leonardo Zetro Purba, 40 tahun, yang sedang bersepeda menuju
kondominiumnya bersama istrinya dari Arequipa Avenue ketika ia dicegat oleh para penyerang, yang kemudian menembaknya beberapa kali. la segera dibawa ke Klinik Javier Prado, tempat kematiannya dikonfirmasi. Pihak berwenang sedang melakukan penyelidikan yang diperlukan.
"Ini adalah pembunuhan pertama dengan cara bayaran yang kami tangani tahun ini di distrik Lince. Peristiwa dan motif yang menyebabkan orang ini menjadi korban belum diketahui," ujar Komisaris D. Guivar Z.
Sementara itu, pencarian para tersangka telah diaktifkan, yurisdiksi lain telah diberitahu, dan kantor polisi Lince, bersama dengan Seksi Investigasi Kriminal Kepolisian Nasional (SEINCRI), sedang melakukan investigasi yang diperlukan.
Menurut laporan awal, para pelaku diyakini warga negara asing, berdasarkan karakteristik fisik yang terekam oleh kamera
pengawas.
Pejabat tersebut tinggal di sebuah apartemen sewaan di dekat Taman Ramón Castilla bersama istri dan tiga anaknya yang masih kecil. Menurut laporan polisi, ia bersepeda di malam hari karena lokasinya yang dekat dengan kantor diplomatiknya.
Zetro Leonardo Purba menyelesaikan masa baktinya sebagai Bendahara dan Perencana Rumah Tangga (BPKRT) di Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Melbourne, Australia, antara tahun 2019 dan 2022. Setelah menyelesaikan masa baktinya, beliau kembali ke Jakarta, ibu kota Indonesia, untuk melanjutkan tugasnya di Kementerian Luar Negeri. Selama masa baktinya, beliau dikenal luas atas dedikasi dan kontribusinya yang berharga bagi konsulat.
Seorang pegawai kedutaan Indonesia, Irwan Butapierre, menyatakan bahwa ia mengenal korban sebagai orang yang tenang dan berbakti kepada keluarganya. "Peru adalah negara yang tidak aman. la sedang bersepeda dengan tenang, tidak menyangka akan ada bahaya, dan mereka menembaknya. (...) Saya tidak tahu mengapa mereka membunuhnya," tambahnya, mendesak pihak berwenang untuk bertindak cepat dan menangkap para pelaku.