LINTASWAKTU33 - Kericuhan Aksi Unjuk Rasa di Kantor Bupati Pati Masih Menyisakan Kerumunan Warga
Hingga Rabu petang (13/8/2025), kerumunan warga masih tampak di sekitar Kantor Bupati Pati, Jawa Tengah, meski aparat keamanan telah membubarkan aksi unjuk rasa yang sempat memanas.
Berdasarkan pantauan sekitar pukul 17.00 WIB, sejumlah massa masih berada di area depan kantor bupati hingga ke kawasan alun-alun. Ada yang hanya duduk-duduk, sebagian lainnya tampak merekam kondisi sekitar menggunakan ponsel mereka.
Fokus perhatian publik kini tertuju pada kondisi Pendopo Kabupaten Pati yang tampak kotor dan dipenuhi sampah botol plastik yang dilemparkan peserta aksi sebelumnya.
Situasi lalu lintas di sekitar alun-alun pun terganggu. Banyak kendaraan terparkir sembarangan di tepi jalan, ditambah suara knalpot bising dari motor yang berkeliling membuat suasana semakin semrawut.
Salah satu koordinator aksi, Supriyono, menyatakan bahwa kehadiran masyarakat yang masih bertahan di lokasi bekas aksi adalah hal yang wajar. Menurutnya, aksi hari ini sudah cukup karena tuntutan utama telah direspons, yakni terbentuknya satgas hak angket oleh DPRD untuk menyelidiki kemungkinan pemakzulan Bupati Sudewo.
"Kami akan melihat bagaimana proses pembahasan hak angket ini berjalan. Jika nanti ditemukan kejanggalan atau penyimpangan, kami siap kembali turun aksi," ujarnya tegas.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, mengungkapkan bahwa kepolisian telah menggelar patroli berskala besar demi memastikan situasi tetap aman dan terkendali di wilayah Pati. Personel pun disiagakan penuh selama 24 jam untuk mengantisipasi kemungkinan unjuk rasa susulan.
Sebagai latar belakang, ribuan warga mengepung kantor Bupati dan gedung DPRD Pati sejak Rabu pagi (13/8/2025), menuntut agar Bupati Sudewo mengundurkan diri dari jabatannya.
Aksi awal berlangsung tertib, dengan orasi dan penyampaian tuntutan. Namun, suasana berubah saat Bupati tak kunjung hadir menemui massa. Sekitar pukul 12.17 WIB, Sudewo akhirnya keluar dan menyampaikan pernyataan, tetapi hal itu justru menyulut kemarahan massa.
Lemparan botol air kemasan pun terjadi, dan massa mencoba merangsek ke dalam dengan mendobrak pagar pendopo. Aparat keamanan akhirnya mengambil tindakan tegas dengan menyemprotkan water cannon dan menembakkan gas air mata untuk mengendalikan situasi.
0 Komentar