Perusahaan-perusahaan asal China disebut banyak yang berminat untuk memperluas bisnis dan membangun pabriknya di Indonesia. Hal ini merupakan dampak dari tingginya tarif yang dikenakan Amerika Serikat (AS) kepada China.
Dikutip dari Reuters, Kamis (14/8), pendiri perusahaan konsultasi lahan industri di Jakarta, Gao Xiaoyu telah mendapat banyak permintaan dari perusahaan-perusahaan China terkait hal tersebut.
Indonesia memang dikenakan tarif cukup rendah sebesar 19 persen, sama seperti beberapa negara ASEAN lain seperti Malaysia, Filipina dan Thailand. Angka ini juga lebih rendah dari Vietnam 20 persen dan China yang sudah tembus di atas 30 persen.
Sebelumnya, Vietnam dan Thailand menjadi tujuan utama gelombang pertama ekspansi perusahaan China. Namun, kini Indonesia dan negara tetangga lainnya mulai kebagian porsi di tengah tensi dagang terbaru dengan AS.
Meski tak hanya Indonesia yang memiliki tarif 19 persen di ASEAN, Indonesia dilihat memiliki keunggulan yakni keberadaan pasar konsumen yang sangat besar. Hal ini karena Indonesia merupakan salah satu negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN dan merupakan negara dengan populasi keempat terbesar di dunia.
“Kalau bisa membangun bisnis kuat di Indonesia, itu sama saja seperti menguasai setengah pasar Asia Tenggara,” kata Zhang Chao, pengusaha asal China yang menjual lampu motor di Indonesia.
Country Head Bank of America Indonesia, Mira Arifin, juga melihat dengan banyaknya minat dari perusahaan China tersebut, sinergitas juga dapat tercipta karena Indonesia dipandang memiliki banyak talenta muda yang dinamis. Dengan begitu, investor asing bisa mengembangkan bisnisnya dengan cepat.
Saat ini, investasi dari China dan Hong Kong ke Indonesia naik 6,5 persen menjadi USD 8,2 miliar pada semester I 2025. Total investasi asing langsung (FDI) juga naik 2,58 persen menjadi USD 26,56 miliar.
Di kawasan industri Subang Smartpolitan, Jawa Barat yang luasnya mencapai lebih dari 2.700 hektare, minat investor asal China melonjak tajam setelah kesepakatan dagang AS-Indonesia diumumkan bulan lalu

udara pekerja mengoperasikan alat berat saat menyelesaikan proyek pembangunan Subang Smartpolitan tahap pertama di kawasan Rebana Metropolitan, Subang, Jawa Barat.
0 Komentar