Terbit 9 Aug 2025 20:47 WIB,
Waktu baca ±1 menit
LINTASWAKTU33 - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menyampaikan bahwa maraknya kekerasan di lingkungan sekolah salah satunya disebabkan oleh pengaruh permainan daring. Oleh karena itu, ia mendukung kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang melarang anak-anak memainkan game online seperti Roblox, sebagai langkah pencegahan terhadap paparan konten negatif yang mengandung unsur kekerasan.
"Game online seperti Roblox membawa dampak yang cukup serius, terutama karena memuat adegan kekerasan dan perilaku perundungan. Banyak insiden kekerasan di sekolah yang ternyata berakar dari kebiasaan bermain game seperti ini," ungkap Lalu Hadrian saat diwawancara wartawan usai mengisi diskusi pendidikan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (9/8/2025), dikutip dari Antara.
Komisi X mencatat, sekitar 65 persen pelajar di Indonesia menghabiskan minimal empat jam per hari untuk bermain game online. Jumlah ini belum termasuk waktu yang digunakan untuk berselancar di media sosial. Kebiasaan ini dinilai berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan capaian akademik siswa.
“Salah satu contoh yang kami terima dari Komisioner KPAI adalah seorang siswa di Semarang yang sampai enggan pergi ke sekolah karena kecanduan game di ponselnya. Ini sangat memprihatinkan. Kami minta dinas pendidikan di seluruh daerah, termasuk di NTB, agar lebih ketat mengawasi hal ini,” tegas anggota DPR dari Dapil NTB II Pulau Lombok tersebut.
Ia juga mendorong pemerintah untuk segera menyusun aturan yang tidak hanya membatasi akses terhadap game daring yang mengandung unsur negatif, tetapi juga mengatur durasi penggunaan gadget di kalangan pelajar.
“Sejumlah negara sudah mulai memberlakukan pembatasan penggunaan ponsel di kalangan anak-anak. Kita bisa belajar dari pengalaman mereka,” katanya.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, menegaskan bahwa anak-anak usia sekolah dasar belum memiliki kemampuan intelektual yang matang untuk membedakan antara adegan dalam game dan kenyataan.
“Anak-anak adalah peniru yang sangat cepat. Mereka bisa meniru perilaku kekerasan yang ditampilkan dalam game online,” jelasnya.
0 Komentar