Dipublikasikan oleh VirzhaLorensius •

Manchester United adalah klub dengan sejarah panjang dan penuh dinamika. Di balik trofi dan kemenangan, ada cerita emosional yang membentuk perjalanan para pemain legendarisnya.
Salah satu cerita paling emosional datang dari Ruud van Nistelrooy, striker tajam asal Belanda, yang pernah bersitegang hebat dengan Sir Alex Ferguson hingga mereka tak saling bicara selama bertahun-tahun.
Konflik Muncul di Final Piala Liga
Ketegangan itu memuncak pada final Piala Liga 2006, saat Van Nistelrooy dicoret dari skuat utama. Kecewa berat, ia meledak di ruang ganti, melontarkan kata-kata kasar yang bahkan menghina keluarga Ferguson.
Dalam wawancara khusus dengan media olahraga ternama, Van Nistelrooy menyebut bahwa emosi saat itu membuatnya kehilangan kendali. Ia mengaku bahwa itu adalah salah satu penyesalan terbesarnya dalam karier sepak bolanya.
Wawancara lengkap Van Nistelrooy tersedia di Sky Sports yang mengulas sisi emosional hubungan pemain dan pelatih.
Putus Komunikasi Total
Setelah insiden itu, Van Nistelrooy memutuskan tak ingin lagi berbicara dengan Ferguson. Bahkan setelah ia pindah ke Real Madrid, hubungan mereka tetap membeku. Ia berulang kali menyatakan bahwa keputusan tersebut adalah bentuk “ngambek berat”.
Sikapnya itu berlanjut hingga ia pensiun, sebelum akhirnya ia mengalah dan meminta maaf langsung kepada Ferguson dalam pertemuan pribadi.
Butuh Waktu Bertahun-Tahun untuk Berdamai
Van Nistelrooy akhirnya mendatangi Sir Alex dan meminta maaf atas semua ucapannya di masa lalu. Ferguson, dengan kebesarannya, menerima permintaan maaf itu dengan lapang dada.
Pelajaran dari Konflik
Kisah ini bukan hanya tentang ego, tapi juga tentang pertumbuhan dan kesadaran. Ferguson sebelumnya juga terlibat konflik dengan beberapa pemain besar lainnya seperti David Beckham, Jaap Stam, dan Roy Keane.
Cerita lainnya tentang konflik Ferguson vs Beckham dapat dibaca melalui artikel yang pernah dipublikasikan oleh Goal Indonesia.
0 Komentar