Perahu Pecah Dihantam Ombak, Nelayan Pemburu Lobster di Tulungagung Tewas

 


LINTASWAKTU33 - Sebuah musibah nahas menimpa sekelompok nelayan tradisional asal Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang sedang melakukan kegiatan penangkapan lobster di perairan Tulungagung, Jawa Timur. Peristiwa tragis ini terjadi ketika perahu mereka hancur diterjang gelombang besar di sekitar Pantai Molang pada dini hari. Dari lima awak kapal, satu orang dilaporkan meninggal dunia sementara empat lainnya berhasil selamat dari amukan laut.

Menurut keterangan salah seorang korban selamat bernama Mastur yang dihimpun dari para nelayan setempat pada Jumat, 20 Juni 2025, korban tewas tersebut bernama Sultan San Sanauran (48), seorang warga Desa Ubung, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. "Kami semua berusaha menyelamatkan diri saat perahu kami pecah, tetapi Sultan tidak bisa bertahan karena tidak mampu berenang," kenang Mastur dengan suara bergetar.

Kronologi kejadian bermula ketika kelima nelayan tersebut memulai ekspedisi penangkapan lobster dari Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Kabupaten Trenggalek pada Rabu sore, 19 Juni 2025. Dalam operasi penangkapan ini, mereka menggunakan metode tradisional dengan sistem penyelaman dimana dua orang bertugas sebagai penyelam sementara tiga orang lainnya termasuk almarhum Sultan bertugas di atas perahu.

Menjelang pukul 02.00 WIB dini hari, ketika aktivitas penangkapan sedang berlangsung, tiba-tiba datang gelombang besar dengan kekuatan yang tidak terduga. Ombak setinggi lebih dari empat meter itu menghantam tubuh perahu kayu mereka dengan dahsyat hingga menyebabkan struktur kapal pecah dan terbelah. "Kami sama sekali tidak menyangka akan datang ombak sebesar itu. Tiba-tiba saja perahu kami terhempas dan pecah berkeping-keping," jelas Mastur menggambarkan momen mengerikan tersebut.

Dalam kondisi gelap gulita diterpa ombak besar, kelima nelayan itu berjuang mati-matian untuk mencapai daratan terdekat. Dengan sisa-sisa perahu yang pecah sebagai pelampung darurat, mereka berenang selama berjam-jam melawan arus yang deras. "Kami berlima sempat bersama-sama berpegangan pada papan pecahan perahu, tetapi perlahan-lahan kami terpisah karena kuatnya arus," lanjut Mastur.

Setelah melalui perjuangan yang melelahkan, empat nelayan akhirnya berhasil mencapai pantai dengan kondisi fisik yang lemah. Sayangnya, Sultan yang diketahui tidak memiliki kemampuan berenang yang memadai tidak mampu bertahan dalam kondisi ekstrem tersebut. Jenazahnya kemudian ditemukan terdampar di pesisir Pantai Molang oleh tim pencari beberapa jam setelah kejadian.

Komunitas nelayan setempat menyatakan duka mendalam atas musibah ini. Sultan dikenal sebagai nelayan senior yang telah puluhan tahun menggeluti profesi sebagai pemburu lobster. "Dia adalah nelayan yang berpengalaman dan sangat dihormati di kampung kami. Ini benar-benar kehilangan besar bagi kami semua," ungkap salah seorang kerabat Sultan.

Dinas Perikanan setempat telah memulai investigasi mendalam terhadap insiden ini sekaligus memberikan bantuan kepada keluarga korban. Kejadian ini kembali menyoroti pentingnya keselamatan pelayaran bagi nelayan tradisional, terutama yang melakukan operasi penangkapan di perairan terbuka dengan peralatan seadanya. Para ahli oseanografi juga mengingatkan tentang potensi gelombang tinggi yang tidak terduga di perairan selatan Jawa Timur pada musim tertentu.



Information : rocky marmata
Terbit pada : 20 June 2025
Waktu Baca : 3 Menit


Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama