Terbit : 27 MAY 2025
Waktu baca : 3Min
Penulis : @Lukas
LintasWaktu33 - Jakarta – Jennifer Jill atau yang akrab disapa Jennifer Ipel tengah menjalani peran baru sebagai ibu pengasuh bayi. Bersama suaminya, Ajun Perwira, pasangan ini memutuskan untuk mengadopsi seorang bayi perempuan dari seorang ibu muda yang mereka temui melalui pesan langsung (DM) di Instagram.
Meski usia tak lagi muda, Jennifer mengaku sangat bahagia bisa kembali merawat bayi. Baginya, ini adalah salah satu fase hidup yang penuh warna dan kebahagiaan.
Kebahagiaan Mengurus Bayi 6 Bulan
Bayi yang diadopsi Jennifer dan Ajun kini telah berusia enam bulan. Jennifer mengungkapkan bahwa ini adalah momen yang sangat menyenangkan baginya.
“Bayi sudah 6 bulan, lagi seru-serunya. Aku senang liat Ajun antusias. Aku sudah punya pengalaman mengurus empat anak sebelumnya, tapi melihat dia semangat seperti ini bikin suasana jadi berbeda,” ujar Jennifer Jill saat ditemui di kawasan Antasari, Jakarta Selatan, Sabtu (24/5/2025).
"Seru, seru. Kalau dibilang lagi capek ketemu bayi lelah hilang, nggak. Gua tetap lelah, nggak ilang lelah gua. Gak ada lelah hilang," ungkap Jennifer Jill dengan nada blak-blakan.
Pernyataan ini mungkin mengejutkan bagi sebagian orang yang percaya bahwa interaksi dengan bayi bisa menjadi obat mujarab untuk kelelahan. Namun, pengakuan Jill justru mengingatkan kita bahwa manusia punya batas—dan lelah fisik atau emosional tak selalu bisa diatasi hanya dengan melihat senyum menggemaskan seorang anak.
Menjadi orang tua baru seringkali menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi pasangan yang belum memiliki pengalaman sebelumnya. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Ajun, suami Jennifer, yang ternyata sangat terampil dalam mengurus bayi meskipun ini adalah pengalaman pertamanya. Jennifer pun tak henti-hentinya memuji kemampuan suaminya tersebut.
Menjadi orang tua baru tentu membawa perubahan besar dalam kehidupan rumah tangga, termasuk bagi Jennifer dan Ajun. Sejak kehadiran sang bayi, pasangan ini mengaku menjalani dinamika kehidupan yang lebih berwarna. Jennifer dengan jujur mengungkapkan bahwa kebahagiaan yang ia rasakan tidak selalu mulus, melainkan diwarnai oleh berbagai emosi, mulai dari tawa hingga kesal.
"Bukan happy terus-terusan, ya. Ada kalanya dibuat marah, ada juga momen yang bikin ketawa. Semuanya balance, dan gua nikmatin aja. Hidup kan memang ada plus minusnya," ujar Jennifer dengan santai.
Menjadi seorang ibu angkat bukan berarti menghapus peran ibu kandung dari kehidupan seorang anak. Hal inilah yang dipegang teguh oleh Jennifer Jill, seorang figur inspiratif yang memilih untuk tidak menutup pintu bagi ibu kandung bayi yang diangkatnya. Bahkan, Jennifer memberikan ruang bagi sang ibu untuk tetap terlibat dalam tumbuh kembang anak tersebut.
Kepercayaan yang Menghangatkan Hati
Ketika Jennifer dan suaminya, Ajun, harus bepergian ke luar kota, ia tidak serta-merta menyerahkan pengasuhan bayi itu sepenuhnya kepada baby sitter. Dengan hati yang lapang, Jennifer justru menghubungi ibu kandung si bayi dan memintanya untuk datang merawat anaknya selama mereka pergi.
"Aku telepon dia supaya bisa ke rumah untuk urusin bayinya, akhirnya kami bertemu. Meskipun aku punya baby sitter, aku menawarkan dia untuk datang ke rumah agar bisa melihat bayinya. Dan dia mau datang, merawat anaknya selama 10 hari," cerita Jennifer dengan penuh keikhlasan.
Pola Asuh yang Mengedepankan Kasih Sayang
Keputusan Jennifer untuk melibatkan ibu kandung dalam kehidupan anak angkatnya menunjukkan kedewasaan dan empati yang tinggi. Ia memahami bahwa ikatan biologis antara seorang ibu dan anak adalah sesuatu yang alami dan tidak perlu diputus begitu saja. Dengan cara ini, Jennifer tidak hanya memberikan kasih sayang sebagai ibu angkat, tetapi juga memastikan bahwa sang anak tetap merasakan kehadiran ibu kandungnya.
Inspirasi bagi Orang Tua Angkat Lainnya
Kisah Jennifer Jill bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang tua angkat lainnya. Daripada memutus hubungan anak dengan keluarga asalnya, membuka ruang komunikasi dan kepercayaan justru dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis bagi si kecil. Anak akan tumbuh dengan pemahaman bahwa ia dikelilingi oleh lebih banyak orang yang menyayanginya.
Jennifer membuktikan bahwa keluarga tidak selalu tentang hubungan darah, tetapi tentang seberapa besar hati kita memberi ruang untuk berbagi kasih. Bagaimana pendapatmu tentang pola asuh seperti ini?
0 Komentar