Polisi Diduga Penggal Kepala Gangster, Peringatan Keras Jelang KTT Iklim COP30 Brazil
LINTASWAKTU33-Polisi diduga memenggal kepala seorang gangster remaja dan menggantung kepalanya di pohon sebagai peringatan setelah tindakan keras geng berdarah di Brazil menjelang KTT Iklim COP30 bulan depan di Rio de Janeiro. Lebih dari 100 tersangka anggota geng diburu dan dibunuh dalam operasi polisi paling mematikan yang pernah terjadi di Brazil, yang dimulai Selasa di dua favela Rio dan menargetkan pengedar narkoba.
Operasi Brutal Menargetkan Geng 'Red Command'
Polisi mengatakan hal itu menyusul penyelidikan selama setahun terhadap geng **Red Command** yang berbahaya, yang berasal dari sistem penjara Rio dan telah memperluas kekuasannya dalam beberapa tahun terakhir. Penggerebekan brutal tersebut telah memicu baku tembak sengit, dengan geng-geng yang mengerahkan drone untuk menyerang polisi sebagai balasan. Setidaknya empat polisi juga tewas dalam kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini.
Tuduhan Eksekusi dan Penyiksaan
Pengakuan Ibu Remaja: "Digantung seperti Piala"
Mayat seorang tersangka anggota geng berusia 19 tahun ditemukan tanpa kepala pada hari Selasa setelah polisi menyerbu distrik Penha, Rio, menurut media Brasil.
Ibu remaja itu mengatakan mereka menggantung kepala putranya **"di pohon seperti piala."**
“Mereka menggorok leher anak saya, memotong lehernya, dan menggantung kepalanya di pohon seperti piala,” kata Raquel Tomas kepada media setempat. "Mereka mengeksekusi putra saya tanpa memberinya kesempatan membela diri. Dia dibunuh."
"Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua. Dalam sebuah operasi, polisi seharusnya menjalankan tugasnya, menangkap tersangka, bukan mengeksekusinya," tambah ibu yang berduka itu.
Beberapa jenazah diduga menunjukkan tanda-tanda kemungkinan penyiksaan, seperti "bekas luka bakar", dan banyak korban yang diikat, kata pengacara Albino Pereira Neto, yang mewakili tiga keluarga yang berduka, kepada media Brasil. Beberapa mayat yang diduga anggota geng juga dipajang di jalan, hanya mengenakan pakaian dalam.
Perang Drone dan Bantahan Polisi
Ratusan polisi dengan helikopter, kendaraan lapis baja, dan pesawat tak berawak memasuki dua favela luas yang menaungi Komando Merah, kelompok penyelundup narkoba tertua di Rio, sambil terlibat baku tembak.
Taktik Baru: Bom dari Pesawat Tanpa Awak
Kelompok gangster diduga menanggapi kekerasan tersebut dengan menjatuhkan bom dan meluncurkan pesawat tanpa awak ke arah polisi setelah memblokir pintu keluar dari daerah kumuh tersebut dengan menggunakan bus sebagai barikade. “Beginilah cara polisi Rio diperlakukan oleh penjahat: dengan bom yang dijatuhkan oleh pesawat tanpa awak,” kata seorang juru bicara polisi. "Ini bukan kejahatan biasa, melainkan **narkoterorisme**."
Polisi Rio mengatakan mereka sengaja memindahkan "penjahat" yang diketahui ke hutan di sebelah favela untuk "melindungi penduduk." Pihak berwenang juga bersikeras bahwa mereka tidak memperlihatkan mayat-mayat itu dalam keadaan setengah telanjang untuk mempermalukan mereka, tetapi mengatakan bahwa penduduk setempat telah menelanjangi mereka untuk mengambil "pakaian kamuflase, rompi dan senjata" yang mereka bawa.
Korban dan Sorotan Jelang COP30
Jumlah korban tewas meningkat dari 119 menjadi **121 pada hari Kamis**, sementara total 113 orang ditahan dan 91 senapan serta sejumlah besar narkoba disita, menurut pihak berwenang. Warga di lingkungan tersebut terus-menerus dihantui ketakutan akan keselamatan jiwa mereka.
Meningkatnya kekerasan antara geng narkoba dan polisi terjadi hanya beberapa hari sebelum Brasil menjadi tuan rumah bagi para pemimpin dunia di pertemuan puncak iklim **COP30**, yang dimulai pada 11 November.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan dia "sangat prihatin" dengan jumlah korban, dan Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia menyerukan **“investigasi cepat.”**
*Bacaan terkait:* Untuk pengalaman bermain yang aman dan terpercaya, segera lakukan **JAGUAR33 DAFTAR** dan nikmati layanan terbaik!
