Laporan Berkala Keracunan Program MBG Akan Diterapkan
Terbit: 03 October 2025 | Waktu Baca: 2 menit | Penulis: @johan
Keracunan MBG Akan Dilaporkan Layaknya Kasus COVID-19
LINTASWAKTU33 - Kementerian Kesehatan menyebutkan, pihaknya akan membuat laporan berkala terkait keracunan akibat Makan Bergizi Gratis (MBG), sama seperti pelaporan kasus saat pandemi COVID-19.
"Mungkin nanti kita akan berkoordinasi dengan Badan Komunikasi Pemerintah, kalau perlu misalnya ada update harian atau mingguan atau bulanan yang seperti dulu kita lakukan pada saat COVID, itu kita bisa lakukan," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Kamis.
Pengumpulan dan Konsolidasi Data
Dia menjelaskan bahwa nantinya, data akan dikonsolidasikan antara Kementerian Kesehatan dan Badan Gizi Nasional (BGN). Budi menyebutkan bahwa akan ada data harian dan mingguan.
"Bahwa dari sisi angka-angka, yang terjadi, keracunan yang terjadi, kita sudah sepakat menggunakan sistem yang ada sekarang yang sudah dibangun laporannya dari level puskesmas ke atas," katanya.
Langkah Pencegahan dan Pengawasan
Tiga Sertifikasi Penting
Pemerintah menetapkan tiga sertifikasi bagi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG):
- Sertifikasi Laik Higiene Sanitasi (SLHS)
- Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP)
- Sertifikasi halal
Langkah ini dilakukan untuk mencegah kejadian luar biasa (KLB) akibat keracunan makanan bergizi gratis agar tidak terulang.
Pengawasan Internal dan Eksternal
Pemerintah memperkuat pengawasan internal oleh BGN, serta pengawasan eksternal oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan BPOM.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah juga dilibatkan melalui Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
Data Sebaran Kasus Keracunan
Menurut BGN, hingga September 2025 terdapat 70 kasus keracunan dengan total 5.914 penerima MBG terdampak.
- Wilayah I (Sumatera): 9 kasus – 1.307 korban (Lebong, Bengkulu & Bandar Lampung)
- Wilayah II (Pulau Jawa): 41 kasus – 3.610 korban
- Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, Nusa Tenggara): 20 kasus – 997 korban
Penyebab Keracunan
Beberapa bakteri penyebab utama ditemukan, antara lain:
- E. Coli: Air, nasi, tahu, ayam
- Staphylococcus Aureus: Tempe, bakso
- Salmonella: Ayam, telur, sayur
- Bacillus Cereus: Mie
- Coliform, Klebsiella, Proteus: Air terkontaminasi
Tanggung Jawab dan Evaluasi
Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang menyatakan bahwa BGN bertanggung jawab penuh dan berkomitmen untuk berbenah agar kejadian serupa tidak terulang kembali.