LINTASWAKTU33 - Ketegangan di Timur Tengah meningkat drastis saat Israel melancarkan serangan udara ke ibu kota Yaman, Sanaa, pada 10–11 September 2025. Berita viral target utama serangan adalah markas militer dan fasilitas kritis milik kelompok Houthi yang didukung Iran. Konflik ini merupakan babak baru dari perang proxy antara Israel dan para pendukung Palestina yang memicu krisis kemanusiaan dan potensi eskalasi regional.
1. Latar Belakang Konflik
Konflik antara Israel dan kelompok Houthi di Yaman telah berlangsung lebih dari setahun, terutama sejak perang di Gaza memanas. Houthi yang menyatakan solidaritas dengan Palestina melancarkan serangkaian serangan drone dan rudal ke wilayah Israel, termasuk ke bandara dan kapal di Laut Merah. Israel merespons dengan melancarkan serangan udara ke beberapa wilayah di Yaman, termasuk kota pelabuhan penting dan Sanaa.
Serangan pada 10 September adalah puncak eskalasi terbaru, yang sebelumnya telah disertai tindakan ekstrem seperti serangan ke pentolan Hamas di Doha, menandakan semakin meluasnya konflik ini ke berbagai front kawasan.
2. Kronologi Serangan: Apa yang Terjadi
Pada Rabu malam (10 September) hingga dini hari (11 September), Angkatan Udara Israel mengebom sejumlah target di Sanaa dan provinsi Al-Jawf. Menurut laporan Houthi, serangan ini mengenai kamp militer, markas propaganda militer, fasilitas penyimpanan bahan bakar, dan kompleks pemerintahan, termasuk fasilitas medis dan permukiman di distrik al-Tahrir.
Menurut data resmi Houthi, sedikitnya 9 orang tewas dan 118 luka-luka dalam serangan ini.
Namun perhitungan dari sumber lain menyebutkan korban jiwa mencapai 35 orang, dengan lebih dari 130 luka-luka.
3. Pernyataan Resmi: Israel vs Houthi
- Israel menegaskan bahwa target-serangan adalah infrastruktur militer Houthi: kamp, markas propaganda, dan lokasi strategis lainnya.
- Houthi dan media miliknya menyatakan serangan menghantam fasilitas sipil: daerah pemukiman, klinik, dan markas pemerintah lokal di al-Hazm, Al-Jawf.
4. Dampak Kemanusiaan
Serangan ini terjadi saat Yaman tengah dilanda krisis kemanusiaan yang parah dengan wabah kolera, kekurangan obat-obatan, dan gangguan pasokan makanan akibat blokade di pelabuhan utama seperti Hodeidah. Serangan ini berpotensi memperparah situasi warga sipil yang tengah bertahan di tengah perang dan kelaparan.
5. Respons Internasional
- Uni Eropa di bawah Ursula von der Leyen mengecam serangan ini, mengancam kemungkinan pemberlakuan sanksi serta penghentian bantuan ke Israel.
- Sementara itu, serangan ini dinilai berisiko memperluas konflik, mengoyak hubungan diplomatik, dan menarik aktor regional seperti Iran lebih dalam ke dalam perang yang sudah mulai menyebar ke banyak negara di kawasan.
6. Konflik Berbalas dan Potensi Eskalasi
Sebelumnya pada 7 September, sebuah drone Houthi berhasil menyerang Bandara Ramon di Israel, menyebabkan sistem pertahanan udara Israel kewalahan.
Langkah balasan Israel di Yaman menjadi bagian dari begitu banyak front konflik : Gaza, Qatar, Laut Merah, dan kini Sanaa.
7. Kesimpulan dan Dampak Jalan ke Depan
Serangan udara Israel ke Yaman pada 10–11 September 2025 bukan hanya serangan biasa. Ini adalah penegasan eskalasi konflik yang terus meluas dan semakin menciptakan ketidakstabilan regional.
- Korban manusia dan fasilitas sipil lebih banyak lagi.
- Stabilitas regional semakin goyah, terutama jika negara lain mulai terlibat langsung.
- Peluang perdamaian dan dialog diplomatik semakin menipis, sementara warga Yaman tetap menjadi pihak paling menderita.


