Dipublikasikan oleh BimoFebriansyah •

Situs Mustang303 Resmi — Drama transfer Manchester United di musim panas ini semakin panas. Kali ini, sorotan tertuju pada Rasmus Højlund, striker muda asal Denmark yang sejak awal mengaku jatuh cinta pada Setan Merah. Namun, cinta itu kini diuji oleh realitas pahit: bertahan berarti berjuang keras melawan persaingan ketat, sementara pergi berarti meninggalkan klub impian yang selama ini ia dambakan.
Cinta yang Tak Pernah Pudar
Højlund datang ke Old Trafford pada musim panas 2023 dengan harga mahal, sekitar £72 juta dari Atalanta. Meski awalnya sering menuai kritik karena kesulitan mencetak gol di Premier League, ia mulai menunjukkan perkembangan dan loyalitas tinggi. Ia berulang kali menegaskan bahwa bermain untuk MU adalah mimpi masa kecilnya—sebuah kebanggaan yang sulit diukur dengan uang.
Pukulan di Musim Panas
Namun, situasi berubah cepat. Man United kini berada di bawah kendali pelatih baru Rúben Amorim, yang punya rencana taktis berbeda. Kedatangan penyerang baru seperti Benjamin Šeško, Matheus Cunha, dan Bryan Mbeumo membuat posisi Højlund terancam. Puncaknya, ia dicadangkan di laga pramusim melawan Fiorentina, sinyal kuat bahwa ia bukan pilihan utama dalam skema Amorim.
Jalan Keluar yang Mulai Terbuka
Meski Højlund awalnya bersikeras ingin bertahan dan berjuang, kini angin berembus lain. Manchester United dilaporkan siap melepasnya dengan status pinjaman ke AC Milan, lengkap dengan opsi pembelian permanen senilai £39–45 juta setelah membayar biaya peminjaman sekitar £4,5 juta. Selain Milan, Fulham juga menunjukkan minat, terutama jika mereka kehilangan Rodrigo Muniz. Beberapa klub Bundesliga seperti Borussia Dortmund ikut memantau, walau belum bergerak serius.
Pertaruhan Karier
Situasi ini membuat Højlund berada di persimpangan jalan:
- Bertahan di MU → Tetap bersama klub impian, tapi berpotensi jadi penghangat bangku cadangan.
- Pindah ke klub lain → Mendapat menit bermain reguler, namun harus meninggalkan Old Trafford yang sudah terlanjur ia cintai.
Bagi pemain berusia 21 tahun, keputusan ini krusial. Masa emasnya untuk berkembang tidak bisa dihabiskan hanya dengan menjadi pelapis.
Suara Publik
Sebagian fans MU menilai klub seharusnya memberi kesempatan lebih bagi Højlund, mengingat usianya yang masih muda dan potensinya yang besar. Namun, ada pula yang menganggap keputusan melepasnya adalah langkah realistis, apalagi setelah manajemen menggelontorkan dana besar untuk striker baru.
Kesimpulan
Kisah Rasmus Højlund di Manchester United kini berada di titik genting. Ia mencintai klub ini sepenuh hati, tapi masa depannya semakin tak pasti. Jika akhirnya ia harus pergi, itu bukan karena ia menyerah pada cintanya, melainkan karena ia ingin menyelamatkan kariernya dari ancaman “mati muda” di bangku cadangan.
0 Komentar