![]() |
LINTASWAKTU33 – Suara Farahdiba Nasution bergetar saat ia membacakan surat terbuka untuk Presiden Prabowo Subianto. Di antara sorot kamera dan awak media, putri keenam pengacara Razman Arif Nasution itu tak kuasa menahan tangis. Acara konferensi pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, berubah menjadi malaman emosional saat Farahdiba menyampaikan kegelisahannya atas kasus pencemaran nama baik yang menjerat sang ayah—dilaporkan oleh sesama pengacara ternama, Hotman Paris Hutapea.
"Ayah Saya Bukan Hanya Advokat, Tapi Pejuang Kebenaran"
Dengan tegas namun penuh kepedihan, Farahdiba menggambarkan Razman bukan sekadar pengacara, melainkan sosok ayah yang mengajarkan integritas. "Ayah saya, Dr. Haji Razman Arif Nasution, bukan hanya seorang advokat, tapi juga ayah yang hebat, kuat, dan selalu mengajarkan kami kejujuran serta keberanian dalam membela kebenaran," ujarnya, sambil sesekali menyeka air mata.
Ia menuding proses hukum yang dijalani Razman sarat ketidakadilan. Menurutnya, bukti-bukti kunci yang bisa membersihkan nama ayahnya justru diabaikan oleh kepolisian. "Ayah saya menjadi tersandung dan terdakwa karena hukum seolah hanya berpihak pada yang lebih kuat," tambahnya, suaranya penuh keyakinan.
Pertanyaan Pedas untuk Hotman Paris dan Sistem Hukum
Farahdiba tak segan menyoroti gaya hidup kontroversial Hotman Paris, yang kerap menjadi sorotan media. "Apakah etis, seorang pengacara yang gemar memamerkan kekayaan dan gaya hidup bebasnya di media sosial, sementara ayah saya—yang membela kliennya dengan nurani—justru dihukum?" tanyanya, menusuk.
Pernyataannya ini seakan menyindir ketimpangan sistem hukum Indonesia, di mana popularitas dan kekuasaan sering kali memengaruhi jalannya keadilan. "Apakah hukum hanya membela yang populer dan mengabaikan suara kebenaran?" lanjutnya, memantik refleksi para hadirin.
Pesan untuk Prabowo dan Harapan akan Keadilan
Dalam suratnya, Farahdiba memohon langsung kepada Presiden Prabowo Subianto—figur yang ia sebut sebagai "pemimpin yang dihormati dan dipercaya"—untuk turun tangan. "Saya percaya keadilan bukan milik orang berkuasa semata. Saya meminta Bapak Presiden memastikan hukum tegak lurus, tanpa pandang bulu," pintanya.
Ia juga berpesan kepada majelis hakim agar tak terpengaruh tekanan eksternal. "Putuskanlah dengan kepala dingin. Biarkan keadilan yang berbicara," tegasnya.
Terbit : 8 JUNI 2025
waktu baca : 5 menit
penulis : @DIANA
0 Komentar