Dipublikasikan oleh MartinSihombang •

Manchester, Inggris – Bek kiri Manchester United, Luke Shaw, kembali jadi sorotan setelah dengan gamblang menyatakan bahwa budaya 'toxic' telah lama meracuni ruang ganti Setan Merah. Namun, kali ini ia menyuarakan nada optimisme, berkat pendekatan keras dan revolusioner dari manajer baru Ruben Amorim.
Shaw, yang sudah memperkuat MU sejak 2014, mengungkapkan bahwa untuk waktu yang lama, klub terjebak dalam siklus suasana negatif yang menekan para pemain hingga kehilangan kepercayaan diri. Budaya tersebut, menurutnya, tidak sehat dan telah menghambat performa individu maupun kolektif.
"Sangat bisa terasa toxic... bukan lingkungan yang sehat. Ada saat-saat di mana Anda merasa seperti harus berjalan di atas kulit telur setiap hari," ujar Shaw dalam wawancara eksklusif.
Penyebab Budaya 'Toxic'
Shaw menyebutkan beberapa faktor utama yang memperparah situasi:
- Pergantian pelatih yang terlalu sering
- Ketidakpastian manajemen
- Tekanan ekstrem dari media dan fans
- Kurangnya kedisiplinan dan semangat kolektif di ruang ganti
- Adanya ‘stragglers’ – pemain yang tidak menunjukkan komitmen penuh
Masuknya Ruben Amorim: Titik Balik
Segalanya mulai berubah ketika Ruben Amorim ditunjuk sebagai manajer baru MU menjelang akhir tahun 2024. Dalam waktu singkat, ia menerapkan aturan ketat dan mulai menyingkirkan pemain yang tak sesuai dengan visi barunya.
Di antara mereka yang terkena dampak adalah:
- Jadon Sancho
- Alejandro Garnacho
- Tyrell Malacia
- Antony
- Marcus Rashford
Amorim disebut tak segan mencoret nama besar jika pemain itu hanya memberikan 85–90% dari kapasitas terbaiknya.
"Dia ingin semua orang berkontribusi 100%, dan jika tidak, Anda tidak akan bermain. Sesederhana itu," kata Shaw.
Perubahan Mentalitas dan Budaya
Dalam pendekatannya, Amorim tidak hanya fokus pada taktik, tapi juga membangun budaya profesional yang kuat:
- Pemain wajib datang tepat waktu
- Wajib latihan dengan intensitas tinggi
- Tidak ada toleransi terhadap sikap malas atau egois
- Pemain senior diberi tanggung jawab ekstra dalam menjaga standar harian
Shaw bahkan menegaskan bahwa atmosfer saat ini lebih positif dan membebaskan, memungkinkan para pemain mengekspresikan kemampuan terbaik mereka di lapangan.
"Ketika suasana latihan menyenangkan, positif, dan energik, kami jadi bisa tampil dengan lebih lepas dan percaya diri di pertandingan," tegas Shaw.
Pernyataan Luke Shaw memperjelas bahwa persoalan utama MU bukan semata-mata performa di lapangan, tapi akar budaya dan mentalitas internal. Dengan kehadiran Ruben Amorim dan dukungan penuh dari pemain seperti Shaw, Manchester United tengah memasuki fase transisi besar untuk keluar dari bayang-bayang masa lalu dan membangun masa depan yang lebih disiplin, kompetitif, dan solid.
Simak juga kabar terkini seputar berita Manchester United lainnya.
0 Komentar