Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Ibunda Ungkap Alasan Gustiwiw ke Bandung Sebelum Meninggal Dunia

Terbit : 16 JUNI 2025
Waktu baca : 3Min
Penulis : @Lukas

                                                    https://heylink.me/depositdana33/

LintasWaktu33 -  Bandung, 16 Juni 2025 – Dunia musik Indonesia berduka atas meninggalnya musisi berbakat Gusti Irwan Wibowo, yang lebih dikenal dengan nama Gustiwiw. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh keluarga setelah ia menghembuskan napas terakhirnya pada Minggu (15/6/2025) di Lembang, Bandung, Jawa Barat.

Menurut informasi yang diterima, Gustiwiw mengalami kecelakaan di kamar mandi sebelum akhirnya tutup usia. Ibunda almarhum, Sri Yulianti, menceritakan bahwa beberapa hari sebelumnya, putranya tersebut meminta izin untuk pergi ke Bandung guna mengisi acara podcast. "Dia tidak pernah mengeluh tentang kondisi kesehatannya. Semuanya terlihat baik-baik saja," ujar Sri Yulianti dengan suara bergetar.

Gustiwiw dikenal sebagai musisi yang aktif di industri musik tanah air. Karya-karyanya banyak diapresiasi oleh pecinta musik, terutama di kalangan anak muda. Sosoknya yang rendah hati dan penuh semangat dalam berkarya membuatnya dikenang oleh rekan-rekan sesama musisi maupun penggemarnya.

Hingga berita ini diturunkan, keluarga masih mengurus proses pemakaman almarhum. Banyak ucapan duka dan doa mengalir dari rekan-rekan seprofesi serta penggemar yang merasa kehilangan.

Kepergian Gustiwiw menjadi pengingat betapa berharganya kesehatan dan pentingnya waspada terhadap risiko kecelakaan sehari-hari. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

"Enggak ada kabar, dia cuma bilang Jumat lalu, 'Ma, aku pulang hari Minggu.' Siang ini aku ada acara sama Nehru, habis dari situ. Terakhir aku tanya pas dia di Galaxy, mau ngapain ke Bandung. Katanya, 'Podcast, Ma.' Ya udah, aku cuma bisa bilang, 'Oke, sampai ketemu Minggu,'" cerita Sri Yulianti dengan nada datar, namun sesungguhnya penuh kerinduan.

Sebagai seorang ibu, Sri Yulianti terbiasa menanti. Setiap pesan singkat dari anaknya selalu ia simpan baik-baik, meski seringkali hanya berisi informasi sepintas tanpa detail. Namun, itulah cara komunikasi mereka—sederhana, singkat, tapi penuh makna.

Menanti dengan Sabar

Hari Jumat lalu, anaknya hanya menyampaikan akan pulang pada Minggu. Tak ada penjelasan lebih lanjut, tak ada janji pasti. Tapi bagi Sri, itu sudah cukup. Ia tahu anaknya sibuk dengan dunianya sendiri, dengan pekerjaan dan kegiatannya yang tak selalu bisa dipahami sepenuhnya.

Siang itu, Sri sempat menghadiri acara bersama Nehru, teman lamanya. Pikirannya sesekali melayang, bertanya-tanya apakah anaknya sudah sampai rumah atau masih sibuk dengan kegiatannya di Bandung. Sebelumnya, ia sempat menanyakan alasan sang anak pergi ke kota kembang. Jawabannya singkat: "Podcast, Ma." Sri hanya mengangguk, tak ingin terlalu banyak bertanya.

Kehangatan dalam Kesederhanaan

Bagi sebagian orang, percakapan mereka mungkin terasa biasa saja. Tapi di balik kata-kata singkat itu, ada ikatan yang kuat. Sri tak perlu banyak tanya, karena ia percaya anaknya tahu apa yang dilakukannya. Dan sang anak pun, meski jarang bicara panjang, selalu memastikan ibunya tahu rencana-rencananya—walau sekadarnya.

"Sampai ketemu Minggu," ucap Sri menutup pembicaraan. Kalimat pendek itu bukan sekadar pamitan, tapi juga janji. Janji bahwa Minggu nanti, mereka akan bertemu lagi, bercerita, dan saling mengisi hari-hari mereka meski hanya sebentar.

Cinta yang Tak Perlu Banyak Kata

Kisah Sri Yulianti mungkin mirip dengan banyak orang tua lainnya. Mereka belajar memahami bahasa kasih anak-anaknya yang sudah dewasa, yang tak lagi bisa selalu di samping mereka. Tapi dalam diam, dalam pesan singkat, dalam janji pulang yang kadang tak pasti, cinta itu tetap ada.

Dan Minggu nanti, Sri akan menunggu—dengan senyum dan mungkin sedikit masakan favorit—untuk menyambut anaknya yang pulang. Karena bagaimanapun, pertemuan itu yang selalu ia nantikan.

Posting Komentar

0 Komentar