Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Dedi Mulyadi Juga Akan Mengirimkan Anak-anak Berprestasi Untuk Mengikuti Pendidikan Di Barak Militer

Information : HendrikSaputra99
Terbit pada : 24 
Mei 2025
Waktu Baca : 2 Menit

LINTASWAKTU33 - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan bahwa hasil evaluasi awal dari program pendidikan di barak militer menunjukkan indikasi positif. Program ini, yang sebelumnya hanya untuk anak-anak yang dianggap bermasalah, akan memperluas pesertanya di gelombang selanjutnya untuk mencakup juga anak-anak berprestasi.

"Jika dilihat dari hasil evaluasi, angkatan pertama ini saya anggap sudah bagus," ujar Dedi kepada Lintaswaktu33, Jumat, 23 Mei 2025. Menurutnya, evaluasi tersebut saat ini sedang diamati oleh para psikolog, akademisi, dan pelatih yang terlibat dalam program tersebut.

Dedi mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menyiapkan gelombang kedua untuk mengirim anak-anak berprestasi. Tujuannya adalah agar anak-anak berprestasi tersebut dapat merasakan pendidikan karakter yang sama dengan yang telah diterapkan pada anak-anak bermasalah di gelombang pertama. "Nanti saya lihat, mungkin anak berprestasi," ujarnya, tanpa menyebutkan jadwal pasti untuk pelaksanaan tahap selanjutnya.

Pernyataan Dedi menunjukkan sebuah perubahan dalam arah kebijakan: yang awalnya hanya berfokus pada anak-anak dengan catatan kedisiplinan dan masalah sosial, kini juga melibatkan anak-anak yang dianggap tidak bermasalah atau yang berprestasi. "Tidak hanya anak-anak yang bermasalah," ujar dia. "Jika ada anak-anak berprestasi dengan anak lain, kita mencoba untuk menggabungkan mereka."

Program pendidikan di barak militer yang diajukan oleh Dedi sejak menjabat gubernur awal tahun ini adalah bagian dari kebijakan intervensi sosial yang berbasis pada kedisiplinan. Program ini mendapat kritik dari beberapa kelompok pemerhati anak dan pendidikan karena dianggap berpotensi melanggar prinsip pemenuhan hak anak.

Di sisi lain, pemerintah provinsi mengaitkan pendekatan tersebut dengan upaya untuk membenahi perilaku remaja yang dianggap menyimpang. Selain itu, pendekatan ini juga dimaksudkan untuk mengajarkan nilai kepemimpinan dan tanggung jawab kepada para remaja tersebut.

Sampai saat ini, belum ada laporan resmi yang menyajikan hasil evaluasi menyeluruh dari tim independen. Laporan ini seharusnya akan memasukkan aspek dampak psikologis yang terjadi pada para peserta. Dedi menyatakan bahwa laporan dari para ahli ini akan menjadi tolak ukur utama dalam menentukan langkah kebijakan selanjutnya.

Posting Komentar

0 Komentar