Terbit : 20 Maret 2025
Waktu baca : 3Min
Penulis : @Lukas
LintasWaktu33 -Ria Ricis, salah satu selebriti dan konten kreator ternama di Indonesia, baru-baru ini membagikan kisah pribadinya yang penuh liku. Di balik kesuksesannya sebagai YouTuber dan perannya sebagai seorang ibu, Ricis mengungkapkan bahwa dirinya telah melalui berbagai momen sulit yang meninggalkan bekas mendalam dalam hidupnya. Pengakuan ini mengungkap sisi lain dari sosok yang selama ini dikenal ceria dan penuh semangat.
Dalam sebuah kesempatan, Ricis bercerita tentang beberapa peristiwa traumatis yang ia alami, mulai dari masalah dalam hubungan rumah tangga hingga pengalaman tidak menyenangkan dengan oknum penegak hukum. "Aku sendiri bingung, mungkin ini ada hubungannya dengan zodiak atau bagaimana. Aku bahkan sudah beberapa kali berkonsultasi dengan psikolog untuk mencari jawaban," tuturnya.
Ricis mengakui bahwa ia telah mencoba berbagai metode penyembuhan, termasuk terapi dan saran dari para ahli. Namun, ia menyadari bahwa proses pemulihan tidak bisa instan. "Setelah menjalani semuanya, aku sadar bahwa kuncinya ada pada diri sendiri. Butuh waktu dan usaha lebih untuk benar-benar bangkit," ujarnya.
Ria Ricis juga membagikan pengalamannya dalam menghadapi trauma, terutama saat ia melihat anaknya berinteraksi dengan orang-orang yang pernah menyakiti hatinya. Perasaan sedih dan kebingungannya dalam mencari cara untuk menyembuhkan luka batinya begitu terasa dalam setiap kalimat yang ia sampaikan. Meski begitu, ia tetap berusaha untuk tetap kuat dan bangkit demi masa depan anaknya. "Aku ingin anakku melihat ibunya selalu bahagia," tuturnya. Perjuangan yang dijalani Ria Ricis ini mengingatkan kita akan pentingnya lebih peduli dan berempati terhadap orang-orang di sekitar yang mungkin sedang berjuang menghadapi trauma mereka.
Salah satu pengalaman yang meninggalkan bekas mendalam bagi Ria Ricis adalah kegagalan dalam hubungan pernikahannya. Peristiwa tersebut membawa dampak emosional yang besar, bahkan sempat membuatnya merasa putus asa dan kehilangan semangat untuk melanjutkan hidup. Ketakutan akan kegagalan di masa depan serta rasa tidak pasti tentang apa yang akan terjadi menjadi beban yang cukup berat bagi pikirannya. Namun, ia berusaha keras untuk bangkit dari keterpurukan dan perlahan membangun kembali kepercayaan dirinya.
Proses pemulihan dari luka batin ini tidak berjalan dengan mudah. Ria Ricis mengungkapkan bahwa ia sempat merasa sangat terpuruk dan seolah kehilangan arah hidup. Namun, dukungan dari orang-orang terdekat, seperti keluarga dan sahabat, menjadi penyemangat baginya untuk melewati masa-masa sulit tersebut. Selain itu, ia juga tidak ragu untuk mencari bantuan dari ahli profesional guna membantu proses penyembuhan trauma yang dialaminya.
Meski telah berusaha untuk melangkah maju, terkadang kenangan pahit dari masa lalu masih muncul dan mengganggu pikirannya. Namun, Ria Ricis tetap berusaha untuk tetap kuat dan menjalani hidup dengan penuh optimisme. Ia memahami bahwa masa lalu tidak bisa diubah, tetapi ia bisa mengambil pelajaran berharga dari pengalaman tersebut untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan kuat.
Selain menghadapi persoalan dalam kehidupan pernikahannya, Ria Ricis juga harus berjuang melawan trauma yang muncul akibat pengalaman pahit dalam hubungan pertemanan. Pengkhianatan yang dilakukan oleh seseorang yang ia anggap sebagai sahabat dekat meninggalkan luka emosional yang mendalam. Hal ini membuatnya sulit untuk mempercayai orang lain dan menimbulkan trauma yang menghambatnya dalam membangun hubungan pertemanan baru. Kepercayaan yang telah ia bangun dengan susah payah hancur dalam sekejap, meninggalkan rasa sakit dan kekecewaan yang sulit terhapus.
Trauma ini membuat Ria Ricis cenderung menjadi lebih tertutup dan menjaga jarak dari orang-orang di sekitarnya. Ia merasa was-was dan ragu untuk kembali mempercayai seseorang, terutama setelah merasakan betapa pedihnya dikhianati oleh orang yang dianggap dekat. Ketakutan akan pengkhianatan yang mungkin terjadi lagi membuatnya enggan membuka hati dan membangun ikatan pertemanan baru.
Meski begitu, Ria Ricis perlahan menyadari bahwa ia tidak boleh terus terpuruk dalam bayang-bayang trauma masa lalu. Ia memahami bahwa memaafkan dan melepaskan beban emosional yang ia rasakan adalah langkah penting untuk bisa bangkit dan melanjutkan hidup. Dengan berusaha memaafkan, ia berharap dapat membuka diri kembali untuk menjalin hubungan pertemanan yang lebih sehat dan bermakna di masa depan.
Pengalaman perjalanan hidup yang penuh tantangan, termasuk kenangan pahit seperti kepergian ayahnya, meninggalkan luka mendalam bagi Ria Ricis. Ia memilih untuk menghindari lokasi-lokasi yang mengingatkannya pada momen-momen tersebut, karena memori itu masih terasa sangat kuat dan menyakitkan baginya.
Tidak hanya itu, Ria Ricis juga pernah menghadapi pengalaman tidak menyenangkan saat berinteraksi dengan aparat kepolisian. Ia mengungkapkan bahwa dirinya kerap dimintai sejumlah uang oleh oknum polisi, bahkan saat ia sedang melaporkan kasus pemerasan yang dilakukan oleh mantan satpamnya. Kejadian ini meninggalkan trauma dan rasa kecewa terhadap sistem penegakan hukum yang seharusnya melindungi masyarakat.
Meski dihantui oleh berbagai pengalaman traumatis, Ria Ricis berusaha untuk tetap tegar dan melanjutkan hidup dengan penuh semangat. Ia memahami bahwa trauma adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus dihadapi dengan bijaksana. Ia juga berharap bahwa pengalaman pahitnya dapat menjadi inspirasi dan pelajaran berharga bagi orang lain yang mungkin mengalami hal serupa.
Ria Ricis percaya bahwa kunci utama untuk mengatasi trauma adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ia menekankan pentingnya berdoa dan beribadah sebagai sumber kekuatan dan ketenangan dalam menghadapi berbagai ujian hidup. "Penyembuhan dari segala luka, obat terbaik adalah kembali kepada Allah. Apapun yang terjadi, solusi terbaik adalah berserah diri kepada-Nya," ujarnya. Dengan cara ini, ia berharap dapat pulih dan menjalani hidup dengan lebih tenang dan bahagia.
0 Komentar